Denpasastra.net
Berita

Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham Bakal Dibedah Di Denpasar, Habis-Habisan!

Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham (TYTDDPS) akan dibicarakan dalam bincang dan diskusi buku pada Jumat, 10 Oktober besok di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali.

Sesuai judulnya, debut buku puisi karya Annisa Resmana ini menyatukan dua medan makna yang sangat jarang bersinggungan: organ pendengaran (simbol empati dan kepekaan) dengan dunia transaksi saham (simbol ambisi dan angka). Dalam kata lain, TYTDDPS sejatinya mempertemukan dua sistem nilai yang tampaknya mustahil bersatu: spiritualitas mendengar dan logika pasar.

Di situlah paradoksnya dimulai. Ia seperti hendak menyajikan perlawanan, tetapi tidak ingin berteriak; ia ingin politis, namun tanpa agitasi. Wajar bila ambiguitas muncul: apakah buku ini hendak menjadi pernyataan sosial yang eksplisit layaknya pamflet, atau sekadar curcol eksistensial yang terlampau personal?

Dan yang lebih menggelitik tentu bukan semata tentang keindahan puisinya, tetapi tentang bagaimana keberanian posisinya: apakah TYTDDPS juga hendak melawan nilai-nilai yang bobrok, atau justru sekadar berkompromi dengan sistem yang ingin ia lawan?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan lebih asyik didengar langsung pada tempatnya. Undangan terbuka untuk semua. Akan ada open mic juga loh untuk kamu yang datang dan hendak membacakan puisimu sendiri!

Yuk rayakan literasi dan puisi. Sampai jumpa!

Baca Juga  Disita Militer dan Lama Hilang, Dua Novel Baru Pramoedya Siap Dicetak

Klab Baca Kerumitan Sastra

Dapatkan kolom mingguan Kerumitan Sastra langsung ke inbox kamu setiap Minggu pagi. Gratis, tanpa spam.

Baca Kebijakan Privasi untuk info perlindungan data lebih lanjut

Baca Juga

Sastra di Inggris dalam Ancaman AI: Yang Bisa Kita Pelajari di Indonesia

Preman Laut

Bahaya Laten Buku ‘Filosofi Teras’ dan Muslihat Logikanya

Preman Laut

Sabtu Besok, HIMA Sastra Indonesia UNUD Bahas Buku Puisi ‘Jamuan Malam’ di Denpasar

Preman Laut

Puisi, Manusia, dan Mesin: Refleksi atas Perpuisian Indonesia di Era Kecerdasan Buatan

Wayan Jengki Sunarta

Komunitas Mahima Konsisten Gelar Rabu Puisi, Tegaskan Singaraja Sebagai Ibukota Puisi di Bali

Preman Laut

10 Cerpen Terpilih Sayembara Cerpen Denpasar 2025 Resmi Diumumkan

Preman Laut
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi