Denpasastra.net
Berita

Ke Mana Arah Estetika Panggung Juara Tahun Ini?

Penerimaan Karya Ditutup, Lomba Baca Puisi Sastra Bali Politika 2025 Masuk Tahap Penjurian

DENPASAR — Penerimaan karya Lomba Baca Puisi ‘Sastra Balipolitika 2025’ resmi ditutup pada 25 Oktober kemarin. Peserta dari berbagai daerah di Indonesia telah mengunggah video pembacaan puisi melalui kanal YouTube masing-masing sesuai ketentuan panitia.

Kini lomba resmi memasuki tahap penjurian, dan pemenangnya akan diumumkan pada 1 November mendatang. Tahapan ini menjadi titik penting yang menentukan arah estetik sekaligus wajah baru panggung juara tahun ini.

Yang menjadi pertanyaan, lantas siapa dan pembacaan puisi seperti apa yang akan merajai di awal November nanti? Dengan menyimak profil para dewan juri dan kecenderungan estetika penyelenggara, Denpasastra mencoba menelusuri arah panggung juara tahun ini.

Parameter Penilaian Juri

Berdasarkan wawancara yang dilakukan Denpasastra dengan penyelenggara, terungkap bahwa sistem penjurian tidak menggunakan perhitungan angka, melainkan pendekatan kualitatif menyeluruh terhadap performa peserta. Para juri menilai dari totalitas penampilan, yakni bagaimana pembaca mampu menyampaikan pesan puisi, menghidupkan maknanya, dan menjaga kesatuan antara vokal, ekspresi, serta atmosfer pembacaan.

Kemampuan peserta untuk menyampaikan pesan puisi dengan jelas menjadi unsur utama. Penghayatan dan kedalaman interpretasi dianggap sebagai inti dari pembacaan yang berhasil, sementara aspek teknis seperti vokal, intonasi, dan ekspresi berfungsi mendukung keseluruhan pengalaman puitik. Juri juga menilai kesadaran peserta terhadap medium digital, terutama dalam cara mengelola kamera sebagai bagian dari ruang pertunjukan.

Dalam sistem penilaian ini, penghayatan menempati posisi paling penting. Pembacaan yang jujur, terkendali, dan proporsional dinilai lebih kuat dibandingkan gaya teatrikal yang berlebihan. Pendekatan ini sejalan dengan semangat menempatkan puisi bukan semata pertunjukan, melainkan peristiwa batin yang dihadirkan kembali melalui suara dan kesadaran.

Menyimak Profil Juri

Penyelenggara tahun ini menunjuk tiga juri dengan latar belakang berbeda. Juri pertama adalah Pranita Dewi, penyair asal Denpasar, dikenal lewat buku puisinya Pelacur Para Dewa (2006), dan Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama (2024) yang masuk nominasi Buku Puisi Pilihan Tempo 2024 dan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025.

Juri kedua adalah Moch Satrio Welang, penulis dan pegiat teater, membawa perspektif eksperimental dengan kecenderungan melihat puisi sebagai ruang performa yang menyatukan suara, tubuh, dan visual.

Baca Juga  Komunitas Mahima Konsisten Gelar Rabu Puisi, Tegaskan Singaraja Sebagai Ibukota Puisi di Bali

Sementara juri ketiga Ni Putu Rastiti, penulis sekaligus pegiat literasi, menekankan kejujuran emosional dan ritme alami dalam pembacaan, menjadikan kesederhanaan sebagai kekuatan.

Tentang Lomba Puisi Bali Politika

Sebagai penyelenggara, Bali Politika dikenal sebagai media berbasis Bali yang aktif di bidang sosial, budaya, dan sastra. Melalui rubrik Sastra Bali Politika yang diasuh oleh sastrawan Wayan Jengki Sunarta, mereka secara konsisten menerbitkan buku puisi tahunan, di mana edisi kali ini berjudul Share, yang juga menjadi bahan bacaan wajib bagi peserta lomba. Format ini menjadikan lomba bukan sekadar kompetisi, melainkan bentuk apresiasi terhadap karya yang diterbitkan.

Adapun Lomba Baca Puisi ‘Sastra Balipolitika 2025’ pertama kali dihelat bermula pada penerbitan buku kumpulan puisi yang selama ini dimuat di situs Bali Politika untuk kemudian dijadikan antologi. Tepatnya pada 2023 silam, peluncuran buku dilaksanakan tanpa lomba. Baru di tahun 2024, lomba diadakan secara offline untuk pelajar SMA di Bali.

Tahun ini, karena kendala teknis dan waktu, lomba tadinya sempat direncanakan absen. Namun atas inisiatif dan konsistensi penyelenggara, kegiatan akhirnya tetap terselenggara dalam format online nasional serta bersifat gratis dan terbuka untuk semua kalangan tanpa batasan usia atau pendidikan.

Baca Juga

Disita Militer dan Lama Hilang, Dua Novel Baru Pramoedya Siap Dicetak

superdenpasar

Filastine & Nova Rilis “Nusa Fantasma” pada 21 Maret 2025

Preman Laut

Bersiap-Siap! The Rocktober Bakal Dihelat di Bali Minggu Depan

Preman Laut
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi