Denpasastra.net
Esai

Dua Penulis Bali, Tan Lioe Ie dan Pranita Dewi, Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Dua nama dari Bali kembali bersinar di panggung sastra nasional 2025. Tan Lioe Ie dan Pranita Dewi, dua penyair dengan suara dan gaya yang khas, berhasil menembus Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2025 untuk kategori kumpulan puisi. Kehadiran mereka menandai langkah penting bagi geliat kesusastraan Bali dalam peta sastra Indonesia kontemporer—sebuah momen yang tak hanya layak dicatat, tapi juga dirayakan.

Setelah absen selama tiga edisi, Kusala Sastra Khatulistiwa kembali hadir tahun ini, menyapa pembaca dan penulis tanah air dengan daftar panjang yang memuat sepuluh judul dari masing-masing kategori: cerpen, puisi, dan novel. Pengumuman ini dirilis pada Sabtu, 17 Mei 2025, oleh Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia, lembaga yang meneruskan gagasan Richard Oh—penulis, sutradara film, sekaligus pendiri KSK.

Kehadiran kembali KSK disambut hangat oleh komunitas sastra Indonesia. Tidak hanya sebagai bentuk penghargaan terhadap pencapaian literer, tetapi juga sebagai cara untuk memperkaya ekosistem perbukuan kita—sebuah sistem yang kadang berjalan sunyi di luar sorotan media, namun menyimpan bara yang menyala pelan-pelan.

Dalam daftar panjang kategori puisi tahun ini, nama Tan Lioe Ie hadir dengan Ekphrasis, sebuah kumpulan puisi yang menyiratkan dialog intens antara kata dan rupa, antara pengamatan dan perenungan. Tan adalah sosok yang tidak asing di Bali. Ia telah lama aktif sebagai penyair dan pegiat budaya, menghidupkan semangat literasi lewat karya dan komunitas. Puisinya kerap menyentuh batas-batas antara seni dan spiritualitas, antara kota dan kampung halaman, antara sejarah dan tubuh yang terus bergerak.

Sementara itu, Pranita Dewi hadir dengan Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama, kumpulan puisi yang baru terbit akhir tahun lalu. Buku ini merupakan suara personal yang dibisikkan dalam hening, menyentuh tema kehilangan, ingatan, dan tubuh yang terus beradaptasi di tengah dunia yang tak henti berubah. Pranita, yang lahir dan tumbuh di Denpasar, adalah bagian dari generasi penulis perempuan yang suara dan visinya tumbuh kuat dalam lanskap sastra Indonesia mutakhir. Karyanya telah mencuri perhatian pembaca, dan masuknya buku ini ke dalam daftar panjang KSK menjadi peneguhan bahwa puisinya bukan sekadar getaran hati, tetapi juga capaian estetis.

Baca Juga  Menafsirkan Bib Bob

KSK tahun ini dikurasi oleh tiga nama besar: Eka Kurniawan, Hasan Aspahani, dan Nezar Patria. Mereka menjalankan proses seleksi dengan pembacaan mendalam dan perdebatan hangat, menyaring karya-karya terbaik yang terbit sepanjang tahun 2024.

Pengumuman Daftar Pendek akan dilakukan sebulan kemudian. Panitia KSK dengan sadar memberi jeda waktu agar publik punya ruang untuk membaca, menilai, dan mendekat pada karya-karya yang masuk daftar panjang. Tujuannya bukan semata-mata mencari pemenang, tetapi menciptakan resonansi yang lebih luas: agar buku-buku ini hidup di tangan pembaca, dibaca ulang, dibicarakan, bahkan diperdebatkan.

Di tengah sorotan terhadap karya-karya dari pusat penerbitan besar dan kota-kota dominan dalam peta literasi Indonesia, hadirnya dua penyair dari Bali dalam daftar panjang ini membawa napas baru. Bukan karena Bali eksotis, bukan karena ia destinasi wisata—tetapi karena dari pulau ini, lahir suara-suara yang jujur dan kuat. Suara yang tumbuh dari pengalaman lokal namun tak gentar berdialog dengan dunia yang lebih luas.

Kita menunggu bagaimana perjalanan Ekphrasis dan Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama di tahap berikutnya. Tapi hari ini, mari kita beri ruang bagi kebanggaan yang sederhana: dua nama dari Bali masuk dalam daftar panjang Kusala Sastra Khatulistiwa.

Daftar Panjang Kategori Kumpulan Cerpen

  1. Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama
  2. Cerobong Tua Terus Mendera karya Raudal Tanjung Banua
  3. Iblis Tanah Suci karya Arianto Adipurwanto
  4. Kebun Jagal karya Putra Hidayatullah
  5. Keluarga Oriente karya Armin Bell
  6. Mei Salon karya Iin Farliani
  7. Musik Akhir Zaman karya Kiki Sulistyo
  8. Musim di Rambut Ibu karya Mashdar Zainal
  9. Pelayaran Terakhir karya Anggit Rizkianto
  10. Pengetahuan Baru Umat Manusia karya Ken Hanggara
Baca Juga  Novel 'Menuai Badai' Karya Juli Sastrawan Resmi Terbit

Daftar Panjang Kategori Kumpulan Puisi

  1. CICA 96 Puisi Cyntha Hariadi karya Cyntha Hariadi
  2. Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra
  3. Ekphrasis karya Tan Lio Ie
  4. Hantu Padang karya Esha Tegar Putra
  5. Hidup Tetap Berjalan dan Kita Telah Lupa Alasannya karya Ibe S. Palogai
  6. Jejak Lintasan karya Raudal Tanjung Banua
  7. Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi
  8. Selamat Malam, Kawan! karya Muhaimin Nurrizqy
  9. Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim
  10. Tilas Genosida karya A. Muttaqin

Daftar Panjang Kategori Novel

  1. Ajengan Anjing karya Ridwan Malik
  2. BEK: Sebuah Novel karya Mahfud Ikhwan
  3. Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday
  4. Ingatan Ikan-ikan karya Sasti Gotama
  5. Inyik Balang karya Andre Septiawan
  6. Mari Pergi Lebih Jauh karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
  7. Matthes karya Alan TH
  8. Oni Jouska karya Asep Ardian
  9. Paya Nie: Sebuah Novel karya Ida Fitri
  10. Taksi Malam karya T. Agus Khaidir

Baca Juga

Menafsirkan Bib Bob

Preman Laut

Pernyataan Thom Yorke Soal Gaza: Dari Cancel Culture Sampai Harapan Kemanusiaan

Preman Laut
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi