Setelah tujuh tahun tanpa rilisan baru, unit punk rock asal Denpasar Scared Of Bums (SOB) kembali ke skena lewat acara Before It Burns di Berbagi Kopi, Peguyangan, Jumat (31/10). Acara ini menjadi penanda kebangkitan SOB sekaligus ruang perkenalan delapan lagu baru yang akan menjadi bagian dari album keempat mereka.
Format Before It Burns bukan konser penuh, melainkan sesi dengar yang mempertemukan band dan pendengar dalam suasana lebih akrab. “Sudah lama kami tidak bikin acara sendiri. Sekarang saatnya bergerak maju lagi,” ujar Eka Janantha “Bo-Care”, vokalis sekaligus gitaris SOB. Menurutnya, acara ini adalah cara untuk merayakan proses bertahan dan berevolusi setelah jeda panjang.
Judul Before It Burns memiliki dua makna. Secara teknis, “burn” mengacu pada proses duplikasi audio ke medium fisik atau digital, sedangkan secara simbolik berarti “sebelum karya ini benar-benar menyala dan dirilis ke publik.” Dalam acara ini, SOB memperdengarkan delapan lagu baru dengan semangat punk yang masih membara namun disertai kedewasaan emosional. “Tema besar album ini tetap tentang amarah, tapi bukan marah yang kosong. Ada kecewa, ada sedih, dan semua itu jadi bahan bakar,” kata Eka Paramatha “Poglak.”
Proses kreatif SOB melibatkan Utha Kusuma Widhiana sebagai music director di beberapa lagu serta dukungan Man Angga dan Guna Kupit (Nostress) dalam kurasi lirik dan melodi. “Kami sering berdebat, tapi dari situ justru muncul lagi kehangatan. Kami sadar, SOB bukan cuma band, ini keluarga,” ujar Arx Bums.
Acara Before It Burns digarap secara mandiri dengan semangat DIY (Do It Yourself) bersama ALUHSUN, Rock The Beat Music Studio, dan dukungan komunitas dari Go Ahead Music, Berbagi Kopi, Sloji, serta Cheapy Eyewear. Melalui momen ini, Scared Of Bums menegaskan bahwa punk bukan hanya tentang perlawanan, tetapi juga keberanian untuk tumbuh dan memulai kembali.
