Denpasastra.net
GP

Punya Buku Tabungan Pertama, Anak SD Ini Bangga Banget Ceritain ke Gurunya

Di sebuah sekolah dasar di pinggiran Jakarta, Dafa, murid kelas 5 yang biasanya lebih semangat main bola ketimbang hitung-hitungan, tiba-tiba tampil beda. Ia berdiri di depan kelas sambil mengangkat buku kecil. “Ini buku tabungan aku,” katanya, dengan wajah bangga.

Buku itu bukan sekadar tempat mencatat angka. Di baliknya, ada pengalaman pertama yang membekas, naik bus ke kantor bank, belajar cara menabung, dan merasa dihargai layaknya nasabah sungguhan. Semua itu berkat program literasi keuangan dari CIMB Niaga: Tour de Bank dan Ayo Menabung dan Berbagi (AMDB).

Pengalaman Finansial Pertama yang Nempel Seumur Hidup

Banyak anak tahu tentang uang, tapi nggak semua diberi kesempatan memahami cara mengelolanya. CIMB Niaga mencoba menjembatani kesenjangan ini dengan mendatangkan pelajar SD dan SMP ke kantor cabang lewat program Tour de Bank. Di sana, mereka belajar tentang fungsi perbankan secara langsung, dari melihat teller bekerja hingga mencoba menabung sendiri.

Tidak berhenti sampai di situ, lewat Ayo Menabung dan Berbagi, anak-anak juga diajak untuk berbagi sebagian tabungannya kepada yang membutuhkan. Konsep ini sederhana tapi kuat: uang bukan cuma untuk disimpan, tapi juga bisa jadi alat kebaikan.

Program ini bukan hal baru. Sejak pertama kali digelar, Ayo Menabung dan Berbagi telah melibatkan lebih dari 4.000 pelajar di seluruh Indonesia. Tahun 2024 lalu, program ini kembali digelar serentak di 29 kota, bekerja sama dengan berbagai sekolah dasar dan menengah.

Anak-anak Belajar Bukan dari Teori, Tapi dari Pengalaman

Di salah satu kunjungan Tour de Bank di kantor cabang CIMB Niaga, anak-anak disambut layaknya nasabah penting. Mereka diberi penjelasan interaktif soal cara membuka rekening, manfaat menabung, dan bahkan simulasi transaksi lewat mesin setor tunai. Salah satu momen paling membekas adalah saat mereka mendapat buku tabungan atas nama sendiri. Beberapa sampai langsung menuliskan target mereka: “nabung buat beli sepeda.”

Baca Juga  Digital Banking Bukan Tentang Kecepatan, Tapi Tentang Siapa yang Ditinggal

Menurut Corporate Communication Head CIMB Niaga, pengalaman langsung ini dirancang untuk memberi pemahaman mendalam tentang pentingnya literasi keuangan sejak dini. “Kami ingin anak-anak melihat bank sebagai tempat yang dekat dan tidak menakutkan. Dari kecil, mereka sudah merasa punya hubungan dengan lembaga keuangan,” ujarnya dalam rilis resmi.

Customer Experience Itu Dimulai Sejak Dini

Kalau selama ini pengalaman nasabah identik dengan layanan digital atau loyalty points, CIMB Niaga melihat pengalaman sebagai proses panjang, dimulai bahkan sejak seseorang belum jadi nasabah aktif. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan edukatif dan emosional, bank ini membentuk hubungan yang bersifat jangka panjang.

Program seperti AMDB dan Tour de Bank juga berperan sebagai investasi sosial. Anak-anak yang terlibat tidak hanya membawa pulang ilmu, tapi juga cerita yang mereka sampaikan ke orang tua, guru, bahkan teman-temannya. Dan ketika saatnya tiba mereka butuh layanan keuangan yang lebih kompleks, bank yang pertama mereka kenal akan jadi rujukan alami.

Lebih dari Sekadar Literasi, Ini Soal Kepercayaan

Dafa mungkin belum paham soal suku bunga atau QRIS, tapi ia tahu satu hal penting: menabung itu bisa menyenangkan. Dan CIMB Niaga, lewat pendekatan customer-centric, berhasil membuat anak seusianya merasa dihargai sebagai bagian dari ekosistem keuangan.

Dengan langkah-langkah kecil tapi bermakna seperti ini, CIMB Niaga menunjukkan bahwa membangun pengalaman pelanggan tidak melulu soal teknologi canggih. Terkadang, itu dimulai dari senyum anak kecil yang bangga karena punya buku tabungan pertama. GP/WONGSEN

Baca Juga

Layanan yang Tidak Terlihat, Tapi Terasa: Belajar dari Bali

Writer

Layanan Konsisten di Setiap Kanal sebagai Wujud Kepedulian CIMB Niaga terhadap Pengalaman Nasabah

Writer

Layanan 24 Jam CIMB Niaga Bantu Nasabah Atasi Masalah Kapan Saja

Writer
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi