Denpasastra.net

Teater Sastra Welang Terbitkan Kumcer Nyonya Suartini Karya Luh Arik Sariadi

Teater Sastra Welang menerbitkan kumpulan cerpen berjudul ‘Nyonya Suartini’ karya Luh Arik Sariadi, pendidik dan penulis asal Singaraja. Buku ini menghimpun 16 cerpen yang ditulis sejak 2008 hingga 2025.

‘Nyonya Suartini’ sendiri menampilkan cerita tentang pekerjaan, rutinitas, dan hubungan sosial. Cerpen-cerpen di dalamnya memperlihatkan pekerjaan sebagai sumber penghidupan sekaligus ruang munculnya tekanan, kesepian, dan harapan. Buku ini juga mengangkat persoalan prasangka dan ketidakadilan dalam relasi antarmanusia.

Luh Arik Sariadi mulai menulis sejak kuliah di Universitas Pendidikan Ganesha dengan bimbingan I Wayan Artika dan Umbu Landu Paranggi. Ia menulis drama Nyunnyan…Nyunnyen (2004) yang dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, serta meraih penghargaan Lomba Monolog Bali Eksperimental Teater pada 2005 dan 2006. Sejak 2007 ia mengajar Bahasa Indonesia di SMK Negeri 3 Singaraja.

Karya lain yang pernah diterbitkan antara lain kumpulan drama Menyublim hingga Rahim (2015), antologi puisi Sang Guru (2019) dan Pendidikan Seribu Wajah (2021), serta naskah monolog Sejak Lama (2024). Pada tahun yang sama, salah satu cerpennya masuk dalam antologi 33 Sastrawan Bali Lintas Generasi: Manusia-Manusia.

Dengan terbitnya Nyonya Suartini, Luh Arik Sariadi menambah daftar karyanya dan memperluas kontribusi pada sastra Indonesia.

Tanggapi Tulisan Ini

Yay
Meh
Terima kasih. Responmu menjadi bagian dari arsip bacaan ini.
Baca Juga  Review Buku Kumcer 'Manusia Manusia': Kisah yang Menjalar dari Ingatan ke Imajinasi

Klab Baca Kerumitan Sastra

Dapatkan kolom mingguan Kerumitan Sastra langsung ke inbox kamu setiap Minggu pagi. Gratis, tanpa spam.

Baca Kebijakan Privasi untuk info perlindungan data lebih lanjut

Baca Juga

Review Buku Kumcer ‘Manusia Manusia’: Kisah yang Menjalar dari Ingatan ke Imajinasi

Preman Laut
Berita

Teater Sastra Welang Terbitkan Kumcer Nyonya Suartini Karya Luh Arik Sariadi

Teater Sastra Welang menerbitkan kumpulan cerpen berjudul ‘Nyonya Suartini’ karya Luh Arik Sariadi, pendidik dan penulis asal Singaraja. Buku ini menghimpun 16 cerpen yang ditulis sejak 2008 hingga 2025.

‘Nyonya Suartini’ sendiri menampilkan cerita tentang pekerjaan, rutinitas, dan hubungan sosial. Cerpen-cerpen di dalamnya memperlihatkan pekerjaan sebagai sumber penghidupan sekaligus ruang munculnya tekanan, kesepian, dan harapan. Buku ini juga mengangkat persoalan prasangka dan ketidakadilan dalam relasi antarmanusia.

Luh Arik Sariadi mulai menulis sejak kuliah di Universitas Pendidikan Ganesha dengan bimbingan I Wayan Artika dan Umbu Landu Paranggi. Ia menulis drama Nyunnyan…Nyunnyen (2004) yang dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, serta meraih penghargaan Lomba Monolog Bali Eksperimental Teater pada 2005 dan 2006. Sejak 2007 ia mengajar Bahasa Indonesia di SMK Negeri 3 Singaraja.

Karya lain yang pernah diterbitkan antara lain kumpulan drama Menyublim hingga Rahim (2015), antologi puisi Sang Guru (2019) dan Pendidikan Seribu Wajah (2021), serta naskah monolog Sejak Lama (2024). Pada tahun yang sama, salah satu cerpennya masuk dalam antologi 33 Sastrawan Bali Lintas Generasi: Manusia-Manusia.

Dengan terbitnya Nyonya Suartini, Luh Arik Sariadi menambah daftar karyanya dan memperluas kontribusi pada sastra Indonesia.

Tanggapi Tulisan Ini

Yay
Meh
Terima kasih. Responmu menjadi bagian dari arsip bacaan ini.
Baca Juga  Bagaimana Anak Muda Melihat Kota-kota di Bali? AJW 2025 Berikan Beasiswa Liputan

Klab Baca Kerumitan Sastra

Dapatkan kolom mingguan Kerumitan Sastra langsung ke inbox kamu setiap Minggu pagi. Gratis, tanpa spam.

Baca Kebijakan Privasi untuk info perlindungan data lebih lanjut

Baca Juga

Review Buku Kumcer ‘Manusia Manusia’: Kisah yang Menjalar dari Ingatan ke Imajinasi

Preman Laut
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi