Denpasastra.net
GP

Kepercayaan adalah Mata Uang: Tantangan Perbankan Digital di Era Ketidakpastian

Perbankan digital telah menjadi wajah baru sistem keuangan Indonesia. Statistik pertumbuhan pengguna mobile banking dan volume transaksi menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun satu faktor yang tak kalah penting, dan sering kali terabaikan dalam narasi teknologi, adalah soal kepercayaan.

Dalam ekosistem digital yang semakin kompleks, kepercayaan tidak terbentuk secara otomatis. Ia dibangun melalui pengalaman, edukasi, keamanan, dan—terutama—keteladanan institusi.

Pertumbuhan Digital yang Tidak Linier

CIMB Niaga adalah salah satu institusi yang menunjukkan konsistensi dalam mengembangkan layanan digital yang adaptif dan terintegrasi. Melalui aplikasi OCTO Mobile dan layanan OCTO Clicks, bank ini menciptakan ekosistem yang memungkinkan pengguna untuk mengakses hampir seluruh layanan finansial tanpa perlu datang ke cabang.

Data internal menunjukkan bahwa lebih dari 96% transaksi nasabah CIMB Niaga kini dilakukan secara digital. Namun di luar angka tersebut, pertanyaan yang muncul adalah: siapa yang merasa aman menggunakan layanan ini, dan siapa yang masih ragu?

Menurut survei Katadata Insight Center pada 2023, sekitar 43% responden Indonesia menyatakan kekhawatiran terhadap risiko keamanan data saat bertransaksi secara digital. Sementara 31% lainnya menyebut bahwa mereka belum sepenuhnya memahami fitur-fitur pada aplikasi mobile banking.

Ketimpangan Digital antar Generasi

Generasi milenial dan Gen Z mendominasi adopsi digital banking. Namun kelompok usia di atas 50 tahun, meski memiliki tabungan dan aset signifikan, masih cenderung enggan beralih ke layanan daring.

CIMB Niaga mencoba menjembatani jurang ini dengan fitur-fitur yang ramah pengguna lanjut usia—antar muka sederhana, navigasi cepat, serta kehadiran petugas digital assistant yang dapat membantu secara real-time.

Lebih jauh, bank ini juga melakukan edukasi langsung melalui program literasi digital berbasis komunitas, terutama bagi pelaku UMKM, lansia, dan ibu rumah tangga di daerah semi-perkotaan.

Baca Juga  Layanan yang Tidak Terlihat, Tapi Terasa: Belajar dari Bali

Keamanan Sebagai Fondasi, Bukan Tambahan

Sering kali keamanan dianggap sebagai lapisan tambahan dari sistem digital. Padahal dalam konteks layanan keuangan, keamanan adalah fondasi. CIMB Niaga menerapkan sejumlah teknologi mutakhir seperti otentikasi biometrik, enkripsi data end-to-end, dan sistem deteksi anomali transaksi.

Namun teknologi hanya akan efektif jika disertai edukasi. Dalam konteks ini, CIMB Niaga juga menjalankan kampanye edukatif bertema Waspada Digital secara rutin untuk mengurangi risiko penipuan siber.

Digital banking telah membuka banyak pintu bagi efisiensi dan inovasi. Namun pintu tersebut tidak akan berguna jika orang tidak cukup percaya untuk melewatinya. Tantangan utama lembaga keuangan hari ini bukan lagi sekadar menyediakan teknologi, tetapi menumbuhkan kepercayaan lintas generasi.

CIMB Niaga memahami bahwa kepercayaan tidak bisa dibeli, melainkan dibangun—melalui pengalaman yang konsisten, layanan yang manusiawi, dan keamanan yang dapat diandalkan. Dan di era digital yang serba cepat, justru hal-hal mendasar inilah yang paling menentukan.

Baca Juga

Di Balik Layar, Ada Bank yang Bekerja: Bagaimana CIMB Niaga Menjadi Tulang Punggung Gaya Hidup Digital Indonesia

Writer

Layanan yang Tidak Terlihat, Tapi Terasa: Belajar dari Bali

Writer

Digital Banking Bukan Tentang Kecepatan, Tapi Tentang Siapa yang Ditinggal

Writer
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi