Denpasastra.net
GP

Di Balik Layar, Ada Bank yang Bekerja: Bagaimana CIMB Niaga Menjadi Tulang Punggung Gaya Hidup Digital Indonesia

Setiap pagi, sebelum mata benar-benar terbuka, jari kita sudah bergerak—buka e‑wallet, bayar belanjaan semalam, transfer ke teman, top‑up streaming. Semuanya tak lepas dari satu elemen: koneksi. Tapi di balik sinyal & swipe itu, ada sistem yang bekerja tanpa henti. Ada bank yang tak terlihat, tapi selalu hadir: CIMB Niaga.

Bagi banyak orang, digital banking itu sekadar soal kenyamanan. Tapi bagi CIMB Niaga, lalu lintas digital itu adalah pondasi bagi inklusi keuangan dan produktivitas masyarakat modern. Mereka tak hanya ikut arus—mereka membangunnya.

OCTO: Super‑App yang Menyatu dengan Hidup

Melalui OCTO Mobile dan OCTO Clicks, CIMB Niaga menciptakan ekosistem digital banking yang lebih dari sekadar aplikasi: ini adalah ruang hidup finansial. Di sinilah kamu buka tabungan, bayar tagihan, bahkan mengatur investasi—semua dari satu layar.

Menurut sumber, pada akhir 2023 CIMB Niaga mencatat lebih dari 3,2 juta pengguna aktif mobile banking, dan 96 % transaksi dilakukan secara digital. Dengan penetrasi ini, CIMB Niaga bisa dikatakan menjadi invisible engine di belakang kemudahan kesekian jutaan pengguna.

Aman, Tapi Tetap Ringkas

Keamanan siber adalah tolok ukur integritas, dan CIMB selalu mengambil jalan zero compromise. Mereka menerapkan enkripsi multilapis, login biometrik, dan fraud monitoring secara real time.

Tapi contoh terbaik adalah pengalaman membuka rekening dalam lima menit, disertai login wajah atau sidik jari tanpa prosedur panjang lainnya. Keamanan bukan hambatan—tapi pelayan setia dari kecepatan dan kenyamanan.

Dari Transaksi ke Literasi Finansial

CIMB Niaga menyadari bahwa digital banking bukan semata untuk transaksi, tapi juga menumbuhkan literasi keuangan. Fitur seperti financial dashboard, pengingat tagihan otomatis, serta analisis pengeluaran personal didesain agar pengguna tidak hanya menyentuh uang, tapi memahami uang.

Baca Juga  Kepercayaan adalah Mata Uang: Tantangan Perbankan Digital di Era Ketidakpastian

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, pernah menyampaikan bahwa OCTO Mobile dihadirkan dengan prinsip UI/UX yang human-centric, yaitu “advanced technology without forgetting the human aspect”

Adaptif, Bukan Reaktif

CIMB tidak berhenti di fitur dasar. Mereka membangun sistem pay‑later, split‑bill, QRIS, bahkan e‑statement untuk mendukung keberlanjutan. Di tengah lanskap digital, mereka tidak hanya mengikuti tren, tapi mengantisipasi kebutuhan masa depan.

Menjadi Bank untuk Semua Gaul

CIMB Niaga tidak hanya memperluas jangkauannya di kota besar, tapi juga menjangkau pulau-pulau jauh lewat OCTO — membuka tabungan tanpa perlu ke cabang. Ini menjawab tantangan geografis Indonesia . Dengan teknologi, mereka membuka peluang tanpa batas, tanpa diskriminasi.

Di Zaman Digital, Kehadiranlah yang Menentukan

Digital banking bukan sekadar fitur. Ia adalah janji: bahwa teknologi bisa membuat keuangan menjadi inklusif, cerdas, dan manusiawi. CIMB Niaga memilih untuk tidak sekadar besar, tapi juga relevan dan ramah—bahkan ketika kita berada di balik layar, tanpa dialog tatap muka.

Dan di dunia yang makin digital ini, kehadiran yang terasa bahkan saat tak terlihat adalah bentuk layanan paling membahagiakan.

Baca Juga

Digital Banking Bukan Tentang Kecepatan, Tapi Tentang Siapa yang Ditinggal

Writer

Layanan yang Tidak Terlihat, Tapi Terasa: Belajar dari Bali

Writer

Ketika Bank Menyatu dalam Hidup: Evolusi Pengalaman Nasabah di Bali

Writer
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi