Denpasastra.net
Berita

Merawat Ingatan, Melawan Lupa: Bedah Album Buku Prison Songs

Sejarah adalah ingatan kolektif yang membentuk kita hari ini. Namun, di banyak sudut sejarah Indonesia, ada suara-suara yang dibungkam, ada kisah-kisah yang sengaja dihilangkan dari ingatan publik. Salah satu upaya untuk menjaga ingatan itu tetap hidup adalah melalui seni—musik, puisi, dan diskusi yang membuka kembali ruang bagi narasi yang selama ini terpinggirkan.

Pada Sabtu, 15 Maret 2025, di Taman Baca Kesiman, Denpasar, akan diadakan acara “Merawat Ingatan, Melawan Lupa: Bedah Album Buku Prison Songs.” Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga wadah ekspresi seni yang mengangkat isu-isu sejarah dan hak asasi manusia (HAM).

Prison Songs: Nyanyian yang Dibungkam

Album Prison Songs adalah proyek seni yang menghidupkan kembali lagu-lagu yang lahir dari pengalaman penindasan dan perjuangan. Lagu-lagu ini mencerminkan perlawanan terhadap ketidakadilan dan menjadi saksi bisu atas sejarah kelam yang dialami banyak orang. Melalui bedah buku ini, kita diajak untuk memahami proses kreatif di balik album ini serta menggali makna yang lebih dalam tentang bagaimana seni dapat menjadi alat perjuangan.

Diskusi akan menghadirkan beberapa narasumber penting:

🔴 Melodi Melawan Lupa: Proses Kreatif dalam Pembuatan Album Prison Songs

• Ananda Badudu – Musisi & Kontributor Album

• Made Mawut – Musisi & Kontributor Album

• Ika Alvania – Anggota Komunitas Taman ‘65

• Usman Hamid – Musisi & Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia

🔴 Merawat Ingatan: Prison Songs dan Upaya Kolektif Menjembatani Sejarah ‘65

• I Wayan Natar – Representatif Penyintas

• Fatia Nadia – Sejarawan & Pembela HAM

• Ufiya Amirah – Peneliti & Anggota LBH Bali

• Roro Sawita – Anggota Komunitas Taman ‘65

Baca Juga  Menemukan Nyala: Jalan Merawat Semangat dalam Menulis

Penampilan Seni: Musik dan Spoken Word Poetry

Selain diskusi yang memperdalam makna album ini, acara juga akan dimeriahkan dengan penampilan Spoken Word Poetry oleh:

🎤 Ibu Mayun & Nanda, Ananda Badudu, Usman Hamid, Made Mawut, Man Angga, Guna Warma, dan JRX SID.

Perpaduan antara musik dan puisi ini akan membawa kita lebih dekat dengan emosi yang terkandung dalam Prison Songs—sebuah suara yang selama ini coba dibungkam, kini menggema kembali.

Mengapa Acara Ini Penting?

Di tengah arus informasi yang cepat dan kadang melupakan sejarah, menjaga ingatan menjadi sebuah bentuk perlawanan. Menolak lupa berarti merawat empati, memahami bahwa masa lalu yang kelam bisa menjadi pelajaran agar tidak terulang di masa depan.

Bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dalam sejarah, mendengarkan kisah para penyintas, atau sekadar merasakan kekuatan seni dalam menyuarakan perlawanan, acara ini adalah ruang yang tepat.

📍 Taman Baca Kesiman, Denpasar

📅 Sabtu, 15 Maret 2025

🕒 15.00 – 21.00 WITA

GRATIS! Jangan lupa daftar melalui tautan berikut: s.id/LaunchingPrisonSongs

Mari merawat ingatan, melawan lupa. Karena sejarah yang dibiarkan hilang hanya akan membuka ruang bagi pengulangan kesalahan yang sama.

Baca Juga

Janet DeNeefe: “Bisakah Kebijaksanaan dan Inovasi Berdampingan?”

Preman Laut

Komunitas Mahima Gelar Program Budaya dan Diskusi di Bulan Maret

Preman Laut

Menemukan Nyala: Jalan Merawat Semangat dalam Menulis

Preman Laut
Beranda
Berita
Esai
Opini
Resensi